Tugas_Kurikulum 2013

Kecewa yang ku dapat

Posted: Mei 7, 2014 in Uncategorized

aku tidak tahu, aku tidak mengerti

semua terjadi tanpa ku duga

segala hal aku lakukan untukmu, tanpa sedikit keraguan

kasih sayang, perhatian dan cinta

;(

namun yang ku dapat hanya sebuah kekecewaan

namun yang ku terima hanya sebuah rasa perih

bagaikan habis manis sepah dibuang

kau terdiam dan menghilang bersama kenangan

kenangan di waktu akhir yang ku harap indah

tapi semua itu kau hancurkan dengan sikapmu

yang tersisa hanyalah puing kenangan dan kesedihan

semoga kau bahagia dengan apa yang kamu lakukan

 

8 KADO ISTIMEWA

Posted: Oktober 12, 2012 in PEMBELAJARAN
Tag:

Bermacam-macam kado ini tidak pernah ada dan dijual di toko. Anda semua bisa menghadiahkannya setiap waktu dan tidak perlu membeli. Meski demikian, delapan macam kado ini merupakan hadiah yang tidak ternilai bagi oang-orang yang anda sayang.

 

1.       Kehadiran

Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang teristimewa dan tidak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir lewat Facebook, Twitter, Surat, Telepon, SMS, Foto, atau Faks. Namun dengan berada di samping mereka, kita dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadika kehadiran anda sebagai pembawa kebahagiaan dan senyum buat orang lain dan orang yang anda sayangi.

 

2.       Mendengar

Sedikit orang yang mampu memberika kado ini, sebab kebanyakan orang lebih suka didengarkan daripada mendengrkan. Berikan kado ini untuk orang-orang yang tersayang. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapan mereka, secara tidak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati.

 

3.       Diam

Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang lain. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang”. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomeli.

 

4.       Kebebasan

Menyayangi seserang bukan berarti kita berhak penuh untuk mengatur kehidupannya. Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan kasih sayang dan cinta. Makna kebebasan bukanlah “Kau bebas berbuat semaumu”, namun memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang dia putuskan atau lakukan.

 

5.       Keindahan

Tampil sederhana tapi indah dan rupawan merupaka kado juga lho taman-teman 😉 Selain keindahan penampilan pribadi, kita pun bisa menghadiahkan keindahan suasana dilingkungan tempat kita berada.

 

6.       Tanggapan Positif

Cobalah kalian ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas semua hal yang dilakukan orang-orang tersayang untuk anda. Ingat pula, parnahkah anda memujinya. Ucapan terima kasih, dan juga permintaan maaf adalah kado kasih sayang dan cinta yang sering dilupakan. Tapi ingat juga kawan, setelah minta maaf jangan lah kalian melakukan kesalahan yang sama lagi, entar bisa menambah sakit hati karena kesalahan yang sama…….=>> kaya’ judul lagu saja 🙂

 

7.       Kesediaan Mengalah

Tidak semua masalah layak menjadi bahan untuk perselisihan. Semestinya anda pertimbangkan, apakah iya sebuah hubungan baik dikorbankan menjadi berantakan hanya karena gara-gara persoalan itu ????? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan menagajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

 

8.       Senyuman

Kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan rasa tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus asaan, pencerah suasana muram, bahkan penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis kepada orang yang anda kasihi ???? 😉

R I N D U

Posted: Oktober 12, 2012 in PUISI

Di bulan dan tahun keberadaanku
Di bulan dan tahun itu pula kau meninggalkanku
Mungkin jiwa ini belum terlalu merasa
Dengan berjalannya sang waktu hal itu merapuhkan seisi jiwa

Terkadang berlian air mata yang mernjadi saksi
Saksi dimana aku merindukanmu
Merindukan semua tentang mu
Sesosok malaikat yang menemani dalam perlajanan hidup

Akankah kau tahu jiwa ini merindukanmu..
Akankah kau merasa terkadang aku kesepian tanpamu..
Akankah kau merasakan apa yang ada di dalam hati ini…

Sesekali kau menemani di bunga tidur
Sesekali diri ini merasa kau datang disaat tubuh ini sakit

Oooo Tuhan………
Hanya doa yang bisa ku hadiahkah untuk dia yang tercinta
Dia yang tidak lekang di hatiku
Dia yang tidak bisa digantikan oleh apapun
I Love U………

MARAH & MAAF

Posted: Oktober 12, 2012 in CERPEN
Tag:,

Suatu ketika, ada seorang anak yang bersifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia marah….

Hari pertama anak itu telah memakukan 50 paku ke pagar setiap dia marah….. Lalu secara bertahap jumlah paku yang ditancapkan ke pagar berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan ke pagar. Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabaran. Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari demi hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar. “hmmm,  kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. “Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan, kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini…. di hati orang lain”.

Kamu dapat menusukkan pisau pada dada seseorang, lalu kemudian mencbut pisau itu……Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada….DAN LUKA KARENA KATA-KATA ADALAH SAMA BURUKNYA DENGAN LUKA FISIK….

Sahabat-sahabatku.., memang sebuah permintaan maaf bisa mengobati banyak hal. Namun, agaknya kita juga harus mengingat, bahwa semua itu tidak akan ada artinya, saat kita mengulangi kesalahan itu berkali-kali. don’t forget it kawan 🙂

 

KATA-KATA BERSIFAT MAGNETIS

Posted: Februari 24, 2012 in PEMBELAJARAN

Memang lidah tak bertulang. Banyak orang yang tidak menyadari ketika berkata-kata, apakah kata-kata yang terucap dari lisannya ikhlas atau tidak, menyinggung perasaan orang lain atau tidak.         Maka tengoklah ke dalam sebelum bicara. Kata-kata yang terucap maupun yang belum terucap (yang ada di dalam hati), ternyata mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan kita.

 

          Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang sempurna, seperti yang tercantum dalam QS. At Tiin : 4, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaikbainya”. Dari ayat-ayat tersebut kita ketahui baahwa dari sananya manusia dilahirkan dengan setting yang hebat. Syaidina Ali bin Abi Thalib berkata “Engkau berfikir tentang dirimu sebagai seonggok materi semata, padahal di dalam dirimu tersimpan kekuatan yang tidak terbatas”. Tapi mengapa dalam perjalanan hidupnya, ada orang yang sukses dan ada yang tidak ????? Padahal modal yang diberikan Allah SWT kepada setiap diri manusia yang terlahir ke bumi itu adalah sama. Marilah kita mereview sejenak tentang “proses manusia berkata”, yaitu : dari hati ke pikiran lalu ke lisan. Maka yang ada di dalam hati (perasaan) yang merupakan sumber kata-kata itulah yang perlu kita luruskan. Tokoh tasawuf modern, Agus Mustofa dalam bukunya, Pusaran Energi Ka’bah, menulis : …….. kuncinya adalah hati. Hati lebih berfungsi untuk merasakan dan memahami. Sedangkan fikiran (otak) lebih berfungsi untuk berfikir, mengingat dan menganalisa. Pikiran (otak) ada di dalam kepala, sedangkan hati ada di dalam dada. Selanjunya dijelaskan : Pemahaman yang ditangkap hati lebih substansial dibandingkan dengan pancaindra. Memang kebanyakan manusia memahami sekitarnya lewat pancaindra, tetapi kita tahu orang yang melihat belum tentu memahami apa yang dia lihat. Orang yang mendengar belum tentu memahami apa yang dia dengar. Demikian pula orang yang meraba belum tentu memahami apa yang dia raba. Tetapi kejadiannya bisa sebaliknya, bahwa seseorang bisa memahami persoalan tertentu tanpa harus melihat, mendengar, atau merabanya.

 

          Allah SWT sangat dekat dengan kita dan mengkabulkan do’a setiap manusia, juga do’a yang ada di hati manusia. Kata-kata yang keluar melalui lisan kita merupakan output dari apa yang ada di dalam hati, sehingga kata-kata juga merupakan sebuah do,a. Inilah yang membedakan sukses atau tidaknya seseorang. Kita sering mengetahui bahwa kebanyakan orang yang sukses itu mencerminkan pribadi yang dicontohkan oleh Rosulullah Muhammad SAW, termasuk juga dalam hal berkata-kata. Biasanya orang yang sukses akan lebih santun dan bermatabat, lebih mengutamakan lawan bicaranya daripada dirinya. Untuk itu hendaknya kita berhati-hati, memperhatikan dengan apa yang kita ucapkan. Ghibah (jawa: ngerasani), mengeluh, marah, menghina, mengolok-olok adalah virus, apalagi diperkuat oleh yang ada di dalam hati seperti rasa cemas, sesal, dendam, iri dan dengki. Virus inilah yang akan membawa manusia ke jurang kesusahan dan kesengsaraan dalam hidupnya. Alangkah indahnya hidup ini manakala kita lebih banyak mengucapkan kalimat Syukur dan didukung pula oleh yang ada di dalam hati seperti perasaan tenang, sabar, bahagia, harapan, dan semangat. Menerima dengan ikhlas (jawa: legowo) dengan ketentuan yang terjadi dalam hidup kita setelah kita berusaha optimal.  Allah mengingatkan kepada kita dalam QS. Ibrohim : 7, “Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu mema’lumkan : Sesungguhnya jika engkau bersyukur, pasti Kami akan menambah ni’mat kepadamu, dan jika engkau mengingkari ni’mat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. “Janji Allah adalah benarrr.

 

          Untuk itu marilah Saudaraqqqqq, kita memperbanyak kalimat Syukur. Hindari mengeluh. Ketika mengeluh, Anda melepas getaran energi negatif ke alam semesta yang kemudian akan menarik hal-hal negatif ke dalam hidup anda. Bagitu pula sebaliknya. Inilah yang selanjutnya kita maknai bahwa kata-kata mempunyai sifat megnetis. Semoga Allah SWT selalu memberikan kekuatan kepada kita semua untuk menjadi insan yang pandai bersyukur. Amiiiiin…………….

PERAN PEMUDA DALAM LINTASAN SEJARAH

Posted: Februari 24, 2012 in SEJARAH

Berilah saya seribu orang tua, saya bersama mereka kiranya dapat memindah gunung, tetapi apabila saya diberi sepuluh pemuda yang bersemangat dan berapi-api, kecintaannya pada bangsa dan tanah air tumpah darahnya, saya akan menggemparkan dunia” (Bung Karno, Presiden RI I)

 

          Yaa, pemuda namanya. Sosok muda, progresif dan berapi-api yang dilandasi oleh landasan kebangsaan serta spirit cinta tanah air itulah yang akhirnya melatarbelakangi Bung Karno menyuarakan bahwa mereka mampu menggetarkan dunia. Padahal hanya sepuluh saja. Tentu saja bukan hanya sebuah apologi atau pun irrational logic pendapat yang demikian. Kiranya Bung Karno sendiri telah menyadari bahwa dalam pembentukan negara-bangsa dan ketahanan Nasional yang sebenarnya, dibutuhkan pemuda sebagai aktor utama dan garda terdepan. Fakta Sejarah menceritakan kepada kita bahwa pemuda yang cinta kepada bangsa dan tanah airnya mempunyai keterikatan bathin dengan kebangkitan sebuah peradapan.

 

          Al-Qur’an telah mengabdikan kisah pemuda Ibrahim yang berani memberontak dan bertindak revolusioner untuk memperbaiki tatanan sistem masyarakat yang sudah rusak. Kisah Ash-Habul Khafi (para pemuda penghuni gua) adalah bukti nyata bahwa pemuda selalu punya peran dalam merubah kondisi suatu bangsa yang tertindas oleh kesewenang-wenangan penguasa. Selain itu, para Nabi dan Rosul adalah contoh teladan para pemuda dalam merubah suatu bangsa. Nabi Muhammad SAW berhasil merubah kondisi bukan hanya satu bangsa tapi hampir separuh dunia. Tercatat berbagai nama pemuda terbaik di zamannya menghiasi perjalanan beliau. Tidak kurang dari sahabat seperti Ali bin Abu Thalib, Zubair bin Awwam, Ja’far bin Abu Thalib yang sejak berusia delapan tahun telah ikut berjuang bersama Rasul hingga saat usia mudanya tiba, mereka sudah demikian matang matang mengelola sebuah peradaban yang besar. Sama halnya dengan sahabat seperti Arqam bin Abi Arqam, Shuhaib Ar Rumy, Zaid bin Haritsah, Sa’ad bin Abi Waqqash, Usman bin Affan, Usman bin Said, yang sedari belasan tahun berjuang bersama Rasulullah.

 

          Sejarah pun kembali bercerita bahwa semangat intelektualitas para pemuda semasa Peradaban Yunani diwarnai kecermelangan pemikiran para pemudanya. Sebut saja Socrates, Plato, Aristoteles, dan sebagainya. Ketika revolusi-revolusi besar terjadi di berbagai belahan dunia, dukungan para pemuda yang menggairahkannya. Revolusi Perancis digagas oleh semangat perjuanagn pemuda, demikian pula denga revolusi pasca Perang Dunia II di Mesir yang memicu hengkangnya Inggris dari negara tersebut, di Amerika (1950), Spanyol (1968), Hungaria (1956), Amerika Latin (1928), Aljazair (1954), Sudan (1964), Jepang (1960), Korea Selatan (1960), Turki (1960), China (1989), hingga Indonesia. Peran nyata para pemuda dalam Sejarah perjuangan Indonesia modern dapat kita lihat berdasarkan periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945, Bangkitnya Orde Baru 1966 dan dimulainya Orde Reformasi 1998.

 

Kebangkitan Nasional 1908

          Berdasarkan Sejarah, tonggak awal Kebangkitan Nasional disebutkan dengan diawali berdirinya Organisasi Budi Oetomo tahun 1908. Organisasi yang dimotori oleh para mahasiwa Stovia, sekolah kedokteran yang didirikan Belanda untuk anak priyayi Indonesia. Namun hal ini masih menjadi perdebatan karena Budi Oetomo tidak bersifat Nasional. Organisasi ini hanya ada di Jawa dan memang khusus diperuntukkan bagi orang Jawa. Kontroversi Sejarah tersebuttidak bisa menafikan bahwa sejak saat itu perjuangan para pemuda telah memasuki babak baru. Perjuangan melalui sarana organisasi telah dimulai. Walaupun dimulai oleh organisasi yang bersifat kedaerahan, kesadaran untuk menyatu dalam suatu bangsa sudah ada.

 

Sumpah Pemuda 1928

          Setelah Perang Dunia I, filsafat Nasionalisme abad pertengahan, mulai merambat ke negara-negara jajahan melalui para mahasiswa negara jajahan yang belajar ke negara penjajah. Soepomo, Mohammad Hatta, dan Sutan Syahrir sudah aktif berdiskusi tentang masa depan negaranya ketika mereka masih belajar di Benua Eropa. Di dalam negeri sendiri, Soekarno sejak remaja, masa mahasiswanya bahkan setelah lulus kuliahnya, terus aktif menyuarakan tuntutan kemerdekaan bagi negerinya lewat berbagai organisasi yang tumbuh di abad 20. Pada masa ini juga banyak diciptakan lagu-lagu kebangsaan yang sarat dengan muatan semangat Nasionalisme seperti Indonesia Raya, Dari Sabang Sampai Merauke, Padamu Negeri, Maju Tak Gentar dan lain sebagainya. Dua puluh tahun setelah Kebangkitan Nasional, kesadaran untuk bersatu ke dalam satu negara, bangsa dan bahasa Indonesia, telah disadari oleh para pemuda yang sudah mulai terkotak-kotak dengan organisasi kedaerahan seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatera dan lain-lain, kemudian diwujudkan secara nyata dengan menggelorakan Sumpah Pemuda di tahun 1928.

 

Proklamasi Kemerdekaan 1945

          Peristiwa ini diawali dengan kenekatan para pemuda yang menculik Soekarno-Hatta ke daerah Rengasdengklok. Tindakan ini diambil oleh para pemuda dengan maksud untuk mengamankan Soekarno-Hatta dari pengaru Jepang, agar mereka mau secepatnya untuk mendeklarasikan kemerdekan Republik Indonesia. Hal ini bertujuan agar kekalahan Jepang tidak dimanfaatkan oleh Belanda untuk masuk kembali dan menjajah Indonesia lagi. Penculikan ini membawa hasil dibacakannya Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Momen bersejarah ini menjadi tonggak penting dalam kehidupan dan kelangsungan bangsa Indonesia selanjutnya.

 

Lahirnya Orde Baru 1966

          Tepat 20 tahun setelah kemerdekaan, terjadi huru-hara Pemberontakan G30S/PKI dan eksesnya. Tanpa peran besar mahasiswa dan organisasi pemuda serta organisasi sosial kemasyarakatan di tahun 1966, Soeharto dan para tentara tidak mungkin bisa ‘merebut’ kekuasaan dari Orde Lama Soekarno. Tetapi syang, penguasa Orde Baru mendepak para pemuda dan mahsiswa yang telah menjadi motor utama pendorong mobil RI yang mogok, sekaligus penggantian sopir dari Soekarno ke Soeharto. Bahkan sejak akhir tahun 1970-an para mahasiswa dibatasi ruang geraknya dalam berpolitik dan didukung ke dalam ruang-ruang kuliah di kampus lewat NKK/BKK.

 

Lahirnya Orde Reformasi 1998

          Pemerintahan Orde Baru yang walaupun secara kasat mata telah menampakkan adanya kemajuan dalam kehidupan masyarakat, sesungguhnya dibangun dengan fondasi ekonomi yang rapuh, tergerogoti oleh jejaring KKN. Krisis moneter mengawali kejatuhan pemerintah Orde Baru. Selain itu, gelombang aksi mahasiswa yang terus menggelora menjadi bagai deburan ombak yang tak pernah berhenti. Akhirnya Orde Baru pun menyerah dan perpindahan kekuasaan itu terjadi. Demikianlah, para pemuda menjadi tulang punggung sebuah peradaban. Apalah jadinya sebuah bangsa tanpa pemuda,  tanpa pemuda berkontribusi, tanpa pemuda yang sadar, tanpa pemuda yang dengan semangat cinta kepada tanah air dan bangsanya mengalahkan kecintaan terhadap dirinya sendiri ????? TIDAK AKAN ADA SEJARAH BANGSA INDONESIA, tidak akan ada Revolusi Perancis, tidak ada perjuangan menegakkan kebenaran. Tanpa mengurangi rasa hormata akan peran orang tua (justru orang tualah yang kemudian membimbing generasi muda menemukan bintangya), keseluruhan nilai yang ada dalam diri pemuda menyiratkan secerah harapan bagi bangsa untuk bangkit, untuk membela tanah air dan bangsa, untuk mewujudkan ketahanan Nasional Indonesia, dan untuk membangkitkan bangsa Indonesia dari jurang keterpurukan.

 

####Sejarah…….akan selalu hadir dimana ada kehidupan. Sejarah…….selalu mencatat peristiwa tanpa mengenal sang waktu. Dari sejarah-lah kita dapat melihat lukisan masa silam. Jadi bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai sejarahnya dan melestarikannya kepada generasi penerusnya.

 

 

KADO KASIH SAYANG

Posted: Februari 24, 2012 in CERPEN

Sebentar lagi Rangga akan melangsungkan wisuda di kampusnya dan menjadi sarjana, hasil jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku kuliah. Sebulan menjelang acara wisuda, dia sempatkan diri ke showroom untuk melihat mobil sport keluaran ford yang menjadi impiannya selama ini.

 

          Dia sudah berangan-angan ingin segera mengendarainya bersama teman-temannya. Dan andai saja ia memintanya sekarang, pasti akan dibelikan oleh ayahnya karena Rangga adalah anak satu-satunya. Wisuda yang dinanti-nanti, akhirnya tiba. Dengan melangkah pasti, Rangga menghampiri ayahnya yang tengah berdiri menunggunya. Ayahnya pun tersenyum menyambutnya. Rasa bangga, haru dan bahagia bercampur jadi satu. Sang ayah mengeluarkan sebuah bingkisan yang ternyata bukanlah sebuah kunci mobil impiannya. Rangga pun menerimanya dengan perasaan kecewa. Ia membukanya dengan setengah hati. Ternyata bingkisan dibalik kado tersebut adalah sebuah Al-Qur’an dan tasbih yang dipesan khusus buat buah hati tercitanya.

 

          Rangga menjadi marah dan berteriak dan seraya meninggikan nada suaranya, “Yaaaah…….Ayaaah..!!!! Apa tidak tahu yang saya inginkan!!!!??? Bukan ini yang saya minta, lantas uang sebanyak itu buat siapa……untuk siapa ??????”, Rangga seketika mengembalikan kado itu kepada ayahnya. Ayahnya pun tidak bisa berkata apa-apa. Hatinya hancur. Ia berdiri mematung ditonton beribu pasang mata yang hadir saat itu.

 

          Tahun demi tahun berlalu, Rangga telah menjadi seprang yang sukses. Otaknya yang cemerlang telah membuat dai berhasil menjadi terpandang. Selain mempunyai rumah yang besar dan mewah, juga mempunyai istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas.

 

          Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendirian di rumahnya. Semenjak hari wisuda itu, Rangga pergi meninggalkannya dan tidak pernah memberi kabar sekalipun padanya. Ayahnya hanya bisa berharap semoga suatu saat dapat bertemu anak tercintanya sebelum ajal menjemput dirinya.

Tidak jarang kerinduan Rangga kepada sang ayah tidak bisa dibendungnya lagi, tapi mengingat kejadian saat wisuda membuatnya merasa sakit hati dan mendendam. Sampai pada suatu hari, Rangga menerima telegram bahwa ayahnya telah meninggal dunia dan mewariskan sejumlah harta untuk dirinya. Rangga langsung pulang kerumahnya, saat melangkah masuk ke dalam rumah mendadak hatinya gemetar begitu mengingat semua kenangan semasa dia tinggal disitu. Tiaba-tiab dia sangat menyesal karena telah menyakiti ayah tercintanya. Hampir seluruh ruangan dai telusuri. Ketika tiba di depan brankas, dia menghentikan langkah dan membukanya. Ternyata di dalamnya terdapat kado yang dulu sempat dikembalikan kepada sang ayah.

 

          Dengan air mata berlinang, Rangga membuka bungkus kado itu kembali dan membukanya halaman per halaman. Selesai membuka hampir keseluruhan, ada sesuatu yang jatuh dari bagian belakang halaman………yang ternyata, sebuah kunci mobil lengkap dengan STNK atas nama dirinya. Begitu sadar atas kekhilafannya, dia langsung berlari menuju garasi dan menemukan sebuah mobil sport impiannya di situ. Buru-buru dia menyapu debu yang masih menempel di atas mobil yang tidak pernah disentuhnya selama bertahun-tahun. Ia mencoba melongok ke dalamnya. Di atas dash board ada sebuah foto sang ayah yang sedang tersenyum bangga. Mendadak dia lemas dan terduduk di samping mobil impiannya. Air matanya tak terbendung dan mengalir terus mengiringi rasa penyesalan yang tak mungkin diobati.

 

 

SEBUAH KISAH TENTANG KASIH SAYANG

Posted: Februari 24, 2012 in CERPEN

Berikut ini ada kisah menarik dari tulisan George W Burns (psikoterapist) yang mudah-mudahan bisa jadi perenungan dan pencerahan bagi kita semua.

 

          Suatu ketika, ada sebuah pulau yang dihuni oleh semua sifat manusia. Ini ber;angsung lama sebelum mereka menghuni tubuh manusia, dan lama sekali sebelum kita mengkotak-kotakkannya ke dalam istilah baik atau buruk. Pokoknya mereka ada, dengan ciri-cirinya sendiri. Bahkan sifat-sifat tersebut berdiri sendiri sebagaimana manusia. Mungkin itu sebabnya pada akhirnya mereka bersatu. Di pulau tersebut hiduplah Optimisme, Pesimisme, Pengetahuan, Kemakmuran, Kesombongan, dan Kasih Sayang. Sudah barang tentu sifat-sifat yang lain hidup disana juga.

 

          Pada suatu hari dimaklumatkan bahwa pulau tersebut pelan-pelan akan tenggelam. Ketika sifat-sifat tersebut mendengar berita ini, mereka dilanda kepanikan. Mereka berlarian kesana kemari seperti semut yang rumahnya diinjak samapai hancur. Setelah beberapa saat, mereka mulai tenang dan merencanakan tindakan positif. Karena hidup di pulau, kebanyakan dari mereka mempunyai perahu dan mengatur pemberangkatan dari pulau. Kasih Sayang belum siap. Dia tidak memiliki perahu sendiri. Mungkin dia telah meminjamkannya kepada seseorang bertahun-tahun yang lalu. Dia menunda keberangkatannya hingga saat-saat terakhir agar dia bisa membantu orang lain bersiap-siap. Pada akhirnya Kasih Sayang memutuskan bahwa dia harus meminta bantuan.

 

          Kemakmuran baru saja berangkat dari dermaga di depan rumahnya yang besar. Perahunya besar sekali, lengkap dengan semua teknologi paling mutakhir dan perangkat navigasi. Jika bepergian dengannya sudah pasti perjalanan mereka akan menyenangkan.

“Kemakmuran”, panggil Kasih Sayang, “Bolehlah aku ikut bersamamu ???” “Tidak bisa,” jawab Kemakmuran. “Perahuku sudah penuh. Berhari-hari ku habiskan untuk memenuhinya dengan emas dan perak milikku. Bahkan hanya tersisa sedikit ruang untukmu disini.”

 

          Kasih Sayang memutuskan untuk minta tolong kepada Kesombongan yang sedang lewat di depannya menaiki perahu yang unik dan indah. “Kesombongan, sudikah engkau menolongku ????” “Maaf, “kata Kesombongan. “Aku tidak bisa menolongmu. Tidakkah kau lihat sendiri ???? Kamu basah kuyup dan kotor. Coba bayangkan, betapa kotornya dek perahuku yang mengkilat ini nanti jika kamu naik.”

 

          Lalu Kasih Sayang melihat Pesimisme yang sedang berusaha sekuat tenaga mendorong peraku ke air. Kasih Sayang meletakkan tangannya ke buritan kapal dan membantu Pesimisme mendorong perahunya. Pesimisme mengeluh terus menerus. Perahunya terlalu berat, pasirnya terlalu lembut, dan airnya terlalu dingin. Sungguh hari yang tidak tepat untuk melaut. “Peringatan yang diberikan mendadak sekali, dan pulau ini tidak seharusnya tenggelam,” keluhnya. Mengapa semua kesialan ini terjadi padanya ????? Mungkin dia bukan teman seperjalanan yang menyenangkan. Situasi Kasih Sayang sudah sangat kepepet. “Pesimisme, bolehkah aku menumpang perahumu ?????” “Oh, Kasih Sayang, engkau terlalu baik untuk berlayar denganku. Sikapmu yang penuh perhatian bahakan menjadikanku merasa lebih bersalah dan tidak karuan. Bayangkan, seandainya ada ombak besar yang menghantam perahu kita dan engkau tenggelam. Bagaimana menurutmu persaanku jika itu terjadi ???? Tidak, aku tidak bisa mengajakmu.” Salah satu perahu yang dilihat terkhir kali meninggalkan pulau adalah Optimisme. Dia tidak percaya dengan segala omong kosong tentang bencana dan hal-hal buruk, yaitu bahwa pulau ini akan tenggelam. Seseorang akan mampu berbuat sesuatu dan sebelum pulau ini benar-benar tenggelam. Kasih Sayang berteriak memanggilnya, tetapi Optimisme terlalu sibuk menatap ke depan dan memikirkan tujuan berikutnya sehingga dia tidak mendengar. Kasih Sayang berteriak memanggilnya sekali lagi, tetapi bagi Optimisme tidak ada istilah menoleh ke belakang (pingin niru aqqqqqqqqqq). Dia sudah meninggalkan masa lalu di belakang, dan berlayar menuju ke depan. Pada saat Kasih Sayang sudah nyaris putus asa, dia mendengar sebuah suara, “Ayo, naiklah ke perahuku.” Kasih Sayang merasa begitu lelah dan letih sehingga  dia meringkuk di atas perahu dan langsung tertidur. Dia tertidur sepanjang perjalanan sampai nahkoda kapal mengumumkan bahwa mereka telah sampai di tanah kering dan dia bisa turun. Dia begitu berterimakasih dan gembira karena perjalanannya berjalan aman sehingga bia berterimakasih kepada sang nahkoda hangat, kemudian meloncat ke pantai. Dia melambaikan tangannya ketika pelaut itu meneruskan perjalanannya. Baru pada saat itulah dia sadar kalau lupa menanyakan nama nahkoda itu. Ketika di pantai dia bertemu dengan Pengetahuan dan bertanya, “Siapa tadi yang menolongku ???” “Itu tadi Waktu” jawab Pengetahuan. “Waktu ??” tanya Kasih Sayang. “Mengapa hanya Waktu yang mau menolongku ketika semua orang tidak mau mengulurkan tangan ???” Pengetahuan tersenyum dan menjawab, “Sebab hanya Waktu yang mampu mengerti betapa hebatnya Kasih Sayang.”